Saturday, October 09, 2004

Cinta Yang Terluka

Cinta Yg Terluka

Maafkan aku, kekasih...!!! Aku tak punya keberanian untuk mengatakan kau jangan pergi dariku pada saat begitu khusyu’ kau Katakan putus saja. alangkah sia-sia akhir pencarian yang akan kuterima. sungguh! aku tak ingin mengganggumu. tak ingin menyakiti siapa saja. dan pada detik yang sama, akupun tak ingin bunuh diri, merobek-robek puisi sendiri setelah sekian kali kurasakan perihnya kesendirian. maka ijinkan aku mengenang nikmat malam-malam penuh kasih bersamamu. ketika kita mengeja rembulan, mendengar bisik semut yang menembangkan nama tuhan.

akan kujaga tasbihnya. akan kupertahankan warna putihnya. disini, didasar hati paling rahasia.

Maafkan aku, kekasih. tak ada sedikit niat untuk mengakhiri dongeng cinta. aku selalu merindukanMu dengan seluruh angan yang bersila dalam sepi hatiku. tapi untuk apa? maka atas nama rindu yang tak kunjung selesai itu, akan kuabadikan seluruh kisah dan puisi sebagai berkah paling indah dalam mimpi. dan kubiarkan bayangmu yang selalu hinggap dijendela, memberi setangkai senyum yang kuterima sebagai cahaya baru dalam kembara. sendiri. sendiri. sepi. berbekal mimpi...

Kepedihan dan penyesalan telah membelenggu bibir dari tawa dan senyumku. Tak seorangpun mendapatkannya lagi. Aku telah mempersembahkannya hanya untukmu kasih. Tapi kini engkau telah berpaling dalam keabadian. Biarlah kulukis canda dan tawamu di balik senja pada sudut kamarku, agar engkau selalu ingat saat malam yang telah mempertemukan kita, Malam itu pula yang mematahkan tangkai harapanku.

kekasihku, kutitipkan surat ini pada senja dan angin yang sepoi. aku tahu, senja akan memberikannya padamu. bukankah setiap hari dia berpapasan denganmu? aku tahu, kau takkan pernah membalas suratku. tapi itu tak penting. asal engkau tahu, kenapa aku tak lagi menemuimu, aku sudah putus asa, bagaimana lagi untuk membujukmu dan agar kau percaya bahwa cinta ini abadi hanya untuk dan tak kan pernah berpaling.